
Santri ini namanya Lathifah Mawaddah, biasa dipanggil Latifah. Santri Bina Umat yang lahir di Bengkulu, pada 11 Des 1997 ini adalah adalah putri pasangan Muhammad Syahroni M.H.I dan Dian Heryani Sadzili. Latifah adalah anak pertama dari lima bersaudara. Dibesarkan dari keluarga yang berkomitmen terhadap kehidupan islami. Ayah dan bundanya membesarkan anak-anaknya dengan tarbiyah sejak kecil. Ayahnya bundanya yang merupakan kader dakwah di Bengkulu ini menyekolahkan anak-anaknya di pesantren.
Adillah Azizah adiknya Latifah sekarang menduduki bangku kelas 9 di pesantren yang sama. Kakak beradik yang rajin dan pintar dalam pelajaran.
Pada tahun ke-enam di Bina Umat ini Latifah selalu menonjol kemampuan akademiknya. Sejak masuk pertama pada bangku kelas 7 SMP sampai sekarang kelas 12 IPA putri Latifah selalu mempunyai nilai akademik pada peringkat lima besar. Saat penerimaan raport semester ini, dia mendapatkan peringkat satu di kelasnya. Beberapa kali juga mendapatkan nilai sempurna untuk beberapa pelajaran. Pada UTS sem kemerin dia mendapatkan nilai 10 untuk pelajaran Matematika, Nahwu, dan Balaghoh.
Latifah yang mempunyai cita-cita menjadi hafidzah ahli gizi ini telah menghafal 14 juz. Hafalan itu ia mulai sejak masuk pesantren pertama kali tahun 2010. Biasanya ia menyetorkan hafalan kepada Ustazah Barokah Al Hafidzah. Kalau sekarang biasa ia setorkan kepada ustz Tutuk Masfuah al hafidzah.
Santri yang merencanakan kuliah di IPB jurusan gizi ini juga tidak kalah prestasi organisasinya. Pernah menjadi sie bahasa saat OSIS SMP dahulu. Dan menjadi Wakil Ketua OSIS SMA saat kelas kelas 11 kemarin. Menjadi wakil ketua OSIS bukanlah amanah yang ringan karena menjadi orang kedua dalam pergerakan organisasi siswa. Bahkan kadang harus menjadi orang nomer satu karena ketua Osis sakit pada waktu itu.
Latifah itu anaknya rajin banget, kalau bangun jam tiga pagi. Rajin sholat tahajjud dan juga puasa senin-kamis, kata Milka Fitri Sari teman sekelasnya.
Meskipun jauh dari orang tua dan sangat jarang dijenguk, Latifah tetap menunjukkan jatidirinya sebagai anak yang bermental baja, mandiri dan berprestasi pula (arif)